tyasblog

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Thursday, August 24, 2006

di pojokan itu........

di ruang pojok itu aku selalu ditemani orang-orang tercinta .........
di ruang pojok itu aku terkapar lemas tak berdaya .......
di ruang pojok itu aku mendapat kehidupan baru......
di ruang pojok itu terukir kenangan-kenangan manis dan pahit yang baru .....
di ruang pojok itu aku kehilangan sesuatu yang berharga .......
di ruang pojok itu aku mendapat sesuatu yang akan terus bersamaku selamanya.....
di ruang pojok itu kenangan lama terekam kembali .....
di ruang pojok Paviliun Garuda RSUP Karyadi Semarang 20 hari aku dirawat karena ameloblastoma menggerogotiku .....

Labels:

5 Comments:

  • At 5:14 PM, Blogger tyasp said…

    This comment has been removed by a blog administrator.

     
  • At 5:18 PM, Anonymous Anonymous said…

    Saat membacanya...ak merasa bahwa kita benar2 tanpa daya apa tanpa kasih-NYA. Kita tak pernah tau bahwa yang ada pada kita dan yang ada disekitar kita, begitu berharganya sampai kita sekali lagi diingatkan oleh_NYA...untuk selalu menjaganya!

     
  • At 7:11 PM, Anonymous Anonymous said…

    apa ya???? tanya kenapa

     
  • At 9:57 AM, Blogger achmadlaborat said…

    Yaa Allah tetapkanlah hambamu yang selalu ikhlas menerima ketetapanmu itu pada keistiqomahan diri.
    memang semua hanyalah titipannya.
    Perenungan dari seorang hamba teman saya (pranoto)

    Sering kali aku berkata,
    ketika orang memuji milikku,
    bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,

    bahwa mobilku hanya titipan Nya,
    bahwa rumahku hanya titipan Nya,
    bahwa hartaku hanya titipan Nya,
    bahwa putraku hanya titipan Nya,

    tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
    mengapa Dia menitipkan pada ku ?.
    Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?.
    Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini ?.
    Adakah aku memiliki hak atas sesuat yang bukan milikku ?.
    Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya ?.

    Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
    kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
    kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita !

    Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
    aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak
    popularitas,
    dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
    seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
    aku rajin beribadah,
    maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
    dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
    kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
    kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak
    sesuai keinginanku,

    Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
    beribadah...

    salam,

     
  • At 9:59 AM, Blogger achmadlaborat said…

    Yaa Allah tetapkan yang terbaik dalam hidupnya, dalam kondisi apapun dia ingin selalu tersenyum.
    detik-detik nafas yang sangat berarti ingin dilalui selalu dengan yaa Allah, berikanlah keteguhan hati untuk menerima amanahmu yang saya yakin telah kau perhitungkan dengan rasa kasih sayang...
    Semoga hambamu yang bernama Tyas tetap selalu tersenyum menatap hari esok

     

Post a Comment

<< Home

Terimakasih telah berkunjung di blog sederhana ini.... - Semoga bermanfaat..... ^_^